Peta dan Hakikatnya



Pernahkah kalian menjelajahi suatu tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya dan kemudian kesulitan untuk menemukan arah? pastinya kalian akan mencoba mencari petunjuk melalui peta bukan? baik itu peta konvensional maupun peta digital. tetapi hakikat dari peta itu sebenarnya apa sih?


Peta biasa diartikan sebagai sebagai gambaran rupa bumi yang diperkecil dalam bidang datar dengan sistem proyeksi koordinat atau gambaranan sederhana pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas dan ditambahkan tulisan-tulisan yang berisi keterangan untuk identifikasi. Menurut para ahli peta sendiri memiliki banyak definisi.
      • Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan (BAKOSURTANAL 2005).
      • Peta adalah alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan beberapa aplikasi teknik (Robinson dan Sale., 1965).
      • Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili (Kals, 1983).
      • Loxton, John (1980) dalam buku Practical Map Productionmemberikan makna yg lebih luas.  Menurut beliau, peta ialah gambar, gambarajah atau analog-analog yang selalunya mempunyai dua dimensi dan menunjukkan permukaan bumi atau kawasan-kawasan yang boleh dipetakan. Ia merupakan alat menyampaikan maklumat-maklumat yang dipilih kepada pengguna peta. 
      • Lawrence G.R.P (1979)– Peta sebagai butir-butir yang menunjukkan kembali bentuk permukaan bumi mengikut skala tertentu.

Dari berbagai definisi peta di atas, dapat kita simpulkan peta adalah alat ilmiah untuk penelitian pada aplikasi teknik yang menyajikan grafis bentuk ruang dan hubungan antara perwujudan yang diwakili serta wahana untuk sumber informasi bagi para perencana.


Dari waktu ke waktu peta telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Periodisasi perkembangan perpetaan dapat dibedakan sebagai berikut.

Zaman Prasejarah
• Sebagai media informasi rute migrasi hewan buruan
  • Media gambar pada dinding goa (Cro-Magnon, Lascaux, Perancis)

Era tahun sebelum tahun 1800
• Teknik survey modern pemetaan geografis dikenalkan
  • Peta digamarkan sebagai keperluan strategi pertahanan perang dan navigasi pelayaran

Era tahun 1800-1900
• Peta mulai dikenal sebagai litografi foto (pemisahan menjadi beberapa lapisan/layer)Mulai dikembangkan system informasi geografis – SIG Canada untuk inventarisasi lahan.

Era tahun 1900-2000
• Peta mulai dikenal sebagai litografi foto (pemisahan menjadi beberapa lapisan/layer)
(1960)
• Mulai dikembangkan system informasi geografis – SIG Canada untuk inventarisasi lahan
(1967)
• Pengembangan digitalisasi komputer untuk analisis berbasis peta. Kemunculan vendor
software SIG seperti CARIS, ESRI, Mapinfo (1970)

Era WebGIS
• Perkembangan teknologi internet menjadikan peta sebagai bagian dari system informasi
geografis
• Pengembangan WebGIS dengan memanfaatkan web dan perangkat mobile untuk
menyebarkan data geografis yang lebih interaktif.

       Peta tidak hanya memiliki satu atau dua jenis. Berdasarkan bentuknya peta dibedakan menjadi dua yaitu, peta 2 dimensi (2D) dan peta 3 dimensi (3D).
Hasil gambar untuk peta 3dHasil gambar untuk peta 2 dimensi

Peta 2D berbentuk flat/datar, berbeda dengan peta 3D yang merupakan bentuk kecil dari suatu wilayah permukaan bumi, yang dapat menunjukkan tingginya bukit dan curamnya lembah.
Peta 3D juga dapat disebut  sebagai miniatur suatu wilayah.
       Menurut penggambarannya, peta terdiri atas 2 macam, yaitu peta sketsa dan peta berskala.
  • Peta Sketsa: peta yang dibuat secara bebas tanpa menggunakan skala, tetapi hanya berdasarkan kondisi sebenarnya darisuatu wilayah.
  • Peta Berskala: peta yang dibuat berdasarkanskala, sehingga harus menggunakan alatukur seperti kompas dan GPS. Peta ini merupakan gambaran asli daripermukaan bumi dengan perbandingan tertentu,sehingga jarak dua titik didalam peta adalah sama dgn jarak sebenarnya dalam perbandingan 
Ada pula peta dasar yang merupakan peta skala yang digunakan sebagai acuan dalam pemetaan
untuk menggambarkan lokasi dgn berbagai topik/tema. Peta dasar terbagi menjadi dua yaitu peta topografi dan peta tematik. peta topografi adalah peta yg menunjukkan posisi dan tempat dimanapun berada dgn aturan ygbaku.Peta ini mengandung informasi lengkapmengenai ketinggian dan kemiringansuatu temapt (garis kontur), tanda-tanda alam (sungai, jalan, hutan, danau) dan batas-batas wilayah administratif.
      Menurut tujuannya peta dibedakan menjadi beberapa macam.
Peta untuk Tujuan Konservasi
Peta untuk tujuan konservasi sangat berkaitan erat dgn
peta tata guna lahan, terutama didalam pengaturan ruang
dimana suatu komunitas berada. Dengan adanya peta ini dpt diajukan sebuah usulan
perbaikan dalam pengaturan, khususnya utk menjaga
keseimbangan alam dan keberlanjutan daya dukung alam
bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup sekitarnya. Contoh: dengan peta yg dimilikinya, masyarkat (instansi pemerintah) dapat merencanakan sebuah konservasi bagi kawasan yg menyangga kebutuhan akan air bagi kebutuhan pertanian dan sehari-hari (masyarakat).

Peta untuk Tujuan Revitalisasi dan Alat Pengorganisasian
Masyarakat
Dalam konteks ini peta digunakan sebagai:
  • Media Informasi
Untuk menarik simpati pihak luar agar mendukung perjuangan
masyarakat yg membuat peta tersebut.
  • Alat Identifikasi Wilayah dan Potensi
Sehingga dapat diinformasikan potensi sumber daya alam shg
masyarkat dpt meyusun suatu perencanaan pemanfaatan
kawasan scr bersama-sama.
  • Alat Penyelesaian Konflik
Dibuat menurut kesepakatan2 yg melibatkan semua pihak yg
berkepentingan, sehingga dpt menyelesaikan konflik2 yg
berhubungan dgn pengelolaan wilayah/kawasan.


Peta untuk Tujuan Pendidikan

proses yg dilalui komunitas yg melakukan pemetaan.
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat utk
menggali pengetahuan lokal spt sejarah, kelembagaan
adat, aturan-aturan adat, identifikasi sumber daya alam.
berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat.

       Telah kita ketahui bahwa Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang memperlihatkan kharakteristik utamanya bila di lihat dari atas [Collin English Dictionary, 2003]. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta. Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.

Sistem UTM (Universal Transvers Mercator )
Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan  proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.


Ketentuan UTM
1.Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala 1. 
2.Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri. 
3.Perbesaran di meridian tengah = 0,9996. 
4.Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
Ciri proyeksi UTM adalah :
 1.Proyeksi bekerja pada setiap bidang Ellipshoid yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar yang disebut zone.
2.Proyeksi garis meridian pusat (MC) merupakan garis vertikal pada bidang tengah  poyeksi. 
3.Proyeksi garis lingkar equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang  proyeksi. 
4.Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi  pada butir dua dan tiga dengan interval sama. Jadi garis pembentukan gridn bukan hasil dari garis Bujur atau Lintang Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator). 
5.Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara grid di Meridian Pusat = , atau garis arah meridian yang melalui titik luar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta yang disebut Konvegerensi Meridian. 

Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil. UTM digunakan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional. Universal Transverse Mercator(UTM) merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia. Berikut ini akan dijelaskan alasan mengapa sistem UTM dipakai :
1.Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang.
2.Untuk kondisi seperti ini, sistem proyeksi Tansverse Mecator/ Silinder Melintang Mecator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi mnimal).
3.Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sistem proyeksi Universal Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone. Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM.
-Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .
-Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama   untuk setiap zona di seluruh dunia.
-Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.
-Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki   ukuran 6 bujur X 12 lintang).

Selain proyeksi peta terdapat pula sistem koordinat yang digunakan dalam pembuatan peta.
Sistem Koordinat sendiri merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling memehami  posisi masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula, pemetaan suatu wilayah menjadi lebih mudah. Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu system koordinat BUJUR- LINTANG dan sistem koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Tidak semua sistem koordinat cocok untuk dipakai di semua wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak cocok digunakan di tempat-rempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek. Tetapi, kedua sistem koordinat tersebut cocok digunakan di Indonesia.

Sistem Koordinat Bujur-Lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut Latitude-Longitude), terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu : 
1.Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang (Latitude). 
2.Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis  bujur (Longitude).

Sistem Koordinat Geodetik
Sistem koordinat yang paling umum digunakan pada saat ini adalah sistem lintang (φ), bujur (λ), dan ketinggian (h- tinggi di atas ellipsoid). Pada sistem ini meridian utama dan ekuator merupakan bidang-bidang referensi yang digunakan untuk mendefinisikan koordinat lintang (φ) dan bujur (λ). Lintang geodetik (φ) suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh bidang ekuator (φ=0), dengan garis normal terhadap ellipsoid referensi. Bujur geodetik (λ) suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh bidang referensi (meridian utama, λ=0) dengan bidang meridian yang melalui titik yang bersangkutan. Tinggi geodetik (h) adalah jarak titik yang bersangkutan dari ellipsoid referensi dalam arah garis normal terhadap ellipsoid referensi.



Sistem Koordinat TM-3˚

Sistem koordinat ini memodifikasi sistem koordinat yang sudah ada sebelumnya yaitu UTM (Universal Transverse Mecantor) WGS 1984, dengan cara membagi sistem  proyeksi UTM 6 derajat ke 3 derajat. Sehingga dalam satu zona UTM 49 selatan misalnya, terdiri dari 2 zona TM-
3˚, yaituTM-3˚z ona 49.1 dan TM-3˚ zona 49.2. Sistem koordinat ini merupakan sistem yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena dianggap memiliki akurasi koordinat posisi lokasi yang tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan jika sistem koordinatTM-3˚merupakan turunan dari sistem koordinat UTM. Sistem koordinat TM-3˚ juga mempunyai beberapa karakteristik, yaitu silinder, konform, tangent, transversal, zone proyeksinya 3°, faktor skala di meridian sentral = 0.9999, titik nol sumbu y dari sistem koordinat peta terletak pada garis equator, titik nol sumbu x dari sistem koordinat peta terletak pada garis meridian sentral , Absis semu (T) : 200 000 meter + X dan Ordinat semu (U) : 1 500 000 meter + Y.

Setelah mengetahui unsur apa saja yang terdapat dalam sistem koordinat dan proyeksi peta, kita akan membahas karakteristik dan fungsi peta sebagai media visualisasi produk perencanaan spasial. Karakteristik peta dibedakan ke dalam beberapa macam.
1. Berdasarkan Sumber Datanya

a. Peta Induk (Basic Map) 
Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk dapat digunakan sebagai dasar pembuatan dari peta topografi dan menjadi dasar dari pembuatan peta-peta lainnya.
b. Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan sebagai peda dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

a. Peta Umum merupakan peta yang menggambarkan semua topografi di permukaan bumi seperti unsur alam (sungai, danau), unsur buatan manusia (jembatan, jalan, dan lain-lain) maupun bentuk permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni:
1) Peta Topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Adapun penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
2) Peta Chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Biasanya peta jenis ini menggunakan skala sedang dan hanya menggambarkan sebagian dari permukaan bumi. 
3) Peta Dunia Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara luas dengan menggunakan skala kecil.

b. Peta Tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.

3. Berdasarkan Skalanya

a. Peta Kadaster/Peta Teknik 
Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1 : 5000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air dll.
b. Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.

c. Peta Skala Sedang 
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta Skala Kecil 
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.

e. Peta Geografi/Peta Dunia 
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Unsur Unsur Di Dalam Peta

Selain unsur alami dan unsur buatan yang dilukiskan dalam peta, terdapat juga unsur – unsur peta yang juga sering disebut sebagai syarat peta. Unsur – unsur peta ini adalah pelengkap yang harus ada di dalam peta yang baik. Artinya, peta dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat bila terdapat unsur – unsur peta tersebut, yang meliputi :
a)      Judul peta
Setiap peta memerlukan judul agar membuatnya jelas dan dikenali. Judul peta umumnya menunjukkan tentang lokasi peta dan terkadang juga jenis jenis peta. Judul peta ditulis besar dan jelas, diletakkan di bagian atas peta, sehingga mudah terlihat.
b)     Legenda
Pada peta, legenda adalah keterangan dari lambang – lambang yang berguna untuk memudahkan peta untuk dibaca. Misalnya, legenda berisi lambang – lambang, dengan lambang kota yang menggunakan titik atau bulatan, jalan kereta api yang dilambangkan dengan garis hitam putih serta jalan raya dilambangkan dengan garis merah.
c)      Simbol peta
Simbol peta adalah tanda – tanda khusus yang umumnya digunakan di semua peta. Simbol pada peta dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk, seperti:
a.  Titik - dalam berbagai ukuran dan bentuk
b.  Garis - misalnya dalam bentuk tebal, tipis, sejajar, dan terputus – pitis
c.   Warna - misalnya merah, hijau, kuning, biru dan coklat
d.   Daerah - misalnya untuk menunjukkan daerah pertanian, dan daerah rawa, dan lain – lain.
d)     Penunjuk arah mata angin
Keberadaan penunjuk arah mata angin pada peta sangatlah penting karena dapat memudahkan untuk membaca peta. Dengan penunjuk arah tersebut, pembaca dapat mengetahui arah timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, hingga timur laut. Pada peta, arah utara umumnya ditunjukkan dengan tanda panah yang ujungnya diberi huruf U.
e)      Skala peta
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Penulisan skala peta umumnya diletakkan di bawah peta atau judul peta. Dengan adanya skala, pembaca dapat mengetahui jarak sebenarnya yang ada di lapangan. Cara membaca skala pada peta cukup mudah. Apabila skala peta tertulis 1 : 200.000, artinya pada setiap satu sentimeter pada peta sama dengan 200.000 cm di lapangan.
f)       Lettering
Lettering adalah semua tulisan dan angka yang berfungsi untuk memperjelas arti dari lambang atau simbol yang ada pada peta. Contohnya, judul ditulis dengan huruf kapital dan tegak semua. Kota ditulis dengan huruf capital tegak dan bagian air seperti laut, sungai atau danau, ditulis dengan huruf miring.
g)      Inset
Inset merupakan bentuk peta kecil yang ada di dalam suatu peta. Fungsi inset ini adalah untuk penunjuk lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah di sekitarnya yang lebih luas lagi. Tujuan inset adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta serta menunjukkan lokasi yang penting, akan tetapi tampak kurang jelas di dalam peta.
h)     Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis yang berguna dalam menentukan lokasi suatu tempat di permukaan bumi. Pada umumnya, garis astronomis berupa garis lintang dan garis bujur, dengan dilengkapi dengan angka derajat yang terletak di tepi peta.


i)        Sumber peta dan tahun pembuatan peta
Sumber peta perlu pula dicantumkan supaya pembaca bisa mengetahui dari mana peta tersebut diperoleh. Tahun pembuatan peta juga penting, terutama untuk melukiskan data peta yang mudah berubah. Data peta yang mudah berubah misalnya seperti pada peta hasil pertanian, hasil perkebunan, dan penyebaran penduduk yang umumny mudah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu

Peta selalu menjadi bagian penting dalam menyusun produk - produk perencanaan wilayah dan kota . Gambaran tentang produk perencanan wilayah di Indonesia akan dijelaskan berdasarkan empat aturan utama tentang tata ruang di Indonesia. Berikut penjabaran tentang aturan tentang tata ruang di Indonesia serta produk – produk yang dimuatnya :

1) Produk Rencana Tata Ruang Berdasarkan Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 

2) Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang penyelenggaran penataan ruang di daerah merupakan penjabaran dari Undang – Undang No. 24 Tahun 1992. Produk perencanaan berdasarkan peraturan ini masih merupakan produk rencana umum, karena wilayah yang direncanakan mempunyai batas yang jelas dan habis terbagi sampai pada rencana teknik ruang. Berikut gambaran produk rencana umum seperti yang disebutkan Permendgri No. 8 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan penataan ruang di daerah :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi 
2. RTRW – Kota / Kabupaten Dati II
3. RDTRK kawasan Dati II
4. RTRK (rencana teknik ruang kawasan)

3)Produk Perencanaan Tata Ruang Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman Prasarana dan Sarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman penyusunan Rencana tata Ruang Kawasan Perkotaan.

4) Kepmen Kimpraswil no 327/KPTS/M/2002 tentang penyusunan kawasan Perkotaan merupakan salah satu dari enam lampiran yang disusun dan dikeluarkan oleh departemen Kimpraswil. Produk – produk yang dimuat oleh aturan ini mencakup :
1. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan (RSTRKPM)
2. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RUTRKP)
3. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP)
4. Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP)
Pada setiap produk - produk perencanaan di Indonesia memiliki perbedaan visualisasi peta . Contohnya perbedaan warna , perbedaan legenda , perbedaan skala , dan lain-lain . 

Sebagai planner yang menyusun produk perencanaan dibutuhkan sosilaisasi terhadap masyarakat karena setiap masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan kurangnya pengetahuan tata ruang . Maka diperlukan media yang informatif untuk menyampaikan informasi tidak hanya melalui peta tetapi juga dengan megunakan media lainnya . Contoh-contoh media informatif yang digunakan yaitu  web GIS, maket, poster, dan masih banyak lagi. Web GIS aplikasi tentang penggambaran geografis suatu wilayah yang dapat diakses secara online. Maket adalah sebuah miniatur berupa bentuk 3D yang mempunyai skala tertentu. Poster digunakaan sebagai media informatif untuk menarik minat masyarakat untuk mengetahui produk perencanaan yang telah dibuat. 

Setelah mengetahui hubungan antara komunikasi dan peta didalam bidang perencanaan wilayah dan kota, berikut ada beberapa perangkat/aplikasi yang menunjang komunikasi secara visual,yaitu di dalam pemberitahuan informasi kepada masyarakat mengenai tata ruang yang direncanakan melalui media-media lain selain peta . Pada Perencanaan Wilayah dan Kota digunakan perangkat perangkat pendukung sebagai berikut:

1. AutoCad 
    Perangkat lunak komputer untuk menggambarkan 2D atau 3D yang dikembangkan oleh Autodesk. Dalam Autocad tidak digambarkan jelas mengenai kepadatan penduduk, sarana sekolah yang ada dan lain sebagainya. Dalam Autocad Hanya menggambarkan batasan garis seperti jaringan jalan, garis bangunan, taman, dan informasi berupa teks sebagai pemberitahuan nama tempat yang diamati.


Visualisasi AutoCad
Hasil gambar untuk autocad


2. ArcGis
   Sama halnya dengan AutoCad yang menggambarkan batasan wilayah hanya pada ArcGis libih terperinci karena pada ArcGis data dapat dimasukkan ke dalam peta seperti terdapat informasi berupa kepadatan penduduk, banyaknya fasilitas sekolah yang terdapat pada wilayah serta wilayah-wilayah seperti wilayah industri, perdagangan dan lain-lain dapat dibedakan melalui warna-warna.


Visualisasi Arcgis
Gambar terkait

3. SketchUp
   sebuah perangkat lunak desain grafis yang dikembangkan oleh google. Desain grafis ini dapat digunakan untuk membuat berbagai desain grafis jenis model, dan model yang dibuat dapat diletakkan di Google Earth atau dipamerkan di Google 3D Warehouse. SketchUp isinya berupa gambaran yang mencakup sebuah koridor dan lebih terlihat gambaran yang akan direncanakan dalam bentuk 3D namun wilayah cakupannya tidak terlalu besar hanya sebatas koridor.


Visiualisasi Sketchup
Gambar terkait
  

4.  Coreldraw
Program komputer yang melakukan editing pada garis vektor. Gambar yang dihasilkan pada coraldraw berbasis vektor dap[at ditekankan pada tingkat yang paling rendah namun hasil gambar tetap bagus. Namun pada Coraldraw apabila ada penggabungan objek vektor dan foto kualitas gambar yang dihasilkan akan kurang memuaskan.


Visualisasi CorelDraw






Gambar terkait



Daftar Pustaka

Takasaki, M. (Editor), (1983), Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, PT Pradnya Paramita,    Jakarta, Bab 6.
Endarto, Danang dkk. 2009. Geografi 3 untuk kelas SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Aryono Prihandito, (1988), Proyeksi Peta, Penerbit Kanisius,Yogyakarta. Sosrodarsono, S.
Basofi, Arif. 2013. Jenis-jenis dan Fungsi Peta
Sudarto. 2011. Dasar-dasar Pemetaan dan Pemahaman Peta

Komentar

Postingan Populer